Haul Pondok Pesantren A.P.I Al- Masykur telah menjadi Tradisi yang dilakukan untuk memperingati hari wafatnya pendiri pondok pesantren yaitu K.H Dalail Syarqowi,KH Daqoiq Nawawi,K.H Dimyati Nawawi dan K.H Abdul Jalil dan sebagai bentuk penghormatan serta pengabdian kepada para ulama,kyai dan para masyarakat yang telah menitipkan arwah pada acara Haul Masyayikh Ma’a Kaaffatil Muslimin Pondok Pesantren A.P.I Al- Masykur
Haul Pondok Pesantren A.P.I Al- Masykur pada tahun ini diselenggarakan pada tanggal 4 desember 2023 yang bertempat di lapangan Madrasah Tsanawiyah Rolas Nol Telu yang di hadiri oleh KH Ahmad Mustofa Bisri. Acara ini dihadiri oleh santri,wali santri,alumni, jamaah toriqoh dan masyarakat sekitar yang ingin ikut serta dalam merayakan peringatan Haflah Khotmil Qu’an Tafsir Al-Ibriz Dan Haul Masyayikh Ma’a Kaaffatil Muslimin Pondok Pesantren A.P.I Al- Masykur
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya tahun ini terdapat beberapa serangkaian acara seperti Al- Masykur bersolawat yang dihadiri oleh Habib Farid Al Munawar,Habib Ahmad Najib bin Farid Al Munawar dan grub hadroh Al Muqorrobin,simaan bilghoib 30 juz,khataman binadzor 30 jus,hataman bilghoib juz 30 dan hataman kitab Tafsir Al-Ibriz yang dihatamkan oleh 500 orang jamaah
Tradisi Haul Pondok A.P.I Al- Masykur bukan hanya sekadar acara keagamaan, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antara santri, alumni, dan masyarakat setempat. Selain itu, acara ini juga menjadi sarana untuk memperkenalkan pondok pesantren kepada masyarakat.
Dalam kesempatan acara ini KH Ahmad Mustofa Bisri.menyampaikan beberapa hal mengenai haul dan khotimil Quran. Dari kedua hal tersebut memiliki perbedan cara menyikapi.ketika membahas mengenai haul maka sintuasinya adalah prihatin karena menurut K.H Bisri Musthofa haul itu sama dengan “orang yang mikul pendosa”.sedangkan Ketika khotmil quran sintuasinya adalah bersyukur karena telah menyelesaikan membaca atau menghafalkan Al-Qran. Dengan haul ini akan menginggatkan kepada orang-orang tentang kematian dan semua yang ada di dunia ini pasti akan binasa.
Jika boleh KH Ahmad Mustofa Bisri lebih ingin hidup pada zaman rosul karena pada zaman tersebut tidak diperlukan membaca atau menghafalkan Al-Quran karena ada Al-Quran yang berjalan yaitu rosulullah saw. Dengan memperhatikan rasul maka sesorang itu seperti memperhatikan Al quran dan semua perilakunya baik untuk ditiru. Seperti itulah yang dinamakan bertaklid atau manut. Rosulullah dalam memerintahkan sesuatu pada sahabatya pasti memberikan contohnya terlebih dahulu sehinggs akan lebih memudahkan seseorang dalam menjalankan perintah. Namun pada era sekarang tidak semua kiyai dapat ditiru dan memberikaan contoh. Sehingga masyarakat akan kesulitan dalam dalam melakukan suatu hal.